Vicky Chirstina Barcelona




Sebelum-sebelumnya, kalo nonton film itu yang saya lihat adalah seberapa beken pemeran utamanya. Buat saya, itu adalah jaminan bagus tidaknya film. *bodoh*. Tapi belakangan ketika saya punya blog, mulai ngereview film-film yang saya tonton, dan juga suka baca-baca blogtentang film, saya mulai sadar kalo film itu ngak besar cuma gara-gara siapa pemeran utamanya. Sutradara juga jadi pemegang kunci yang tidak bisa lepas dari sebuah film. Saya punya keinginan sendiri sejak beberapa bulan terakhir. Beberapa waktu yang lalu, saya baca tentang Woody Allen. Katanya dia sutradara nyentrik yang film-filmnya itu keren-keren banget. Saya jadi penasaran banget sama film-filmnya Woody Allen, sebagus apa sih, dan sehebat apa si Quotenya kok sampai bisa mendunia gitu.
Pernah saya googling dan mendapati beberapa judul film Woody Allen, tapi kok tahunnya jadul-jadul amat ya. Saya jadi pesimis kalo bakal bisa nonton filmnya. Tapi, hari ini 7 September 2010, saya tanpa sengaja menemukan film yang disutradarai oleh Woody Allen dan dengan bangga saya katakan saya sudah menontonnya. Hohoho… dasar lemot deh saya. Ternyata Vicky Chistina Barcelona adalah filmnya Woody Allen. Apa? Setelah hampir satu tahun nonton filmnya saya baru sadar sekarang? OMG…..
Vicky Christina Barcelona sendiri adalah sebuah film yang berkisah tentang dua orang sahabat yang berlibur ke Barcelona, Vicky (Rebecca Hall) dan Christina (Scarlett Johansson). Disana mereka bertemu dengan seorang seniman Juan Antonio (Javier Bardem). Juan mengajak mereka pergi, tapi Vicky yang merupakan wanita polos dan masih memegang teguh kesetiaanya pada pacarnya menolak, namun karena alas an untuk menjaga Chistina akhirnya dia ikut juga. Kedua sahabat ini rupanya jatuh hati pada Juan. Tidak hanya dua hati wanita ini, ternyata mantan istri Juan, Maria Elena (Penelope Cruz) yag memiliki emosi labil ternyata masih mencintainya. Bagaimanakan kelanjutan nasib dua sahabat ini di Barcelona?







Masi inget dong, si Penelope Cruz dapet oscar di film ini, dan ternyata film ini juga dapet film terbaik di Golden Globe. Wah,,, hebat banget.

Posted by nurani | at 18:48 | 1 comments

Vampire Suck





Saya uda lama banget ngak nonton film parodi. Kalo ngak salah, terakhir yang saya tonton itu, Epic Movie gitu ya? Ah, lupa, pokoknya banyak banget super heronya. Dan menurut saya itu ngak lucu. Tapi jangan salah, dulu waktu SMA saya suka banget film parodi, saya nonton Scary Movie dari satu sampai empat. Walopun tetep yang terbaiknya itu yang pertama sama yang kedua. Entah kenapa begitu vampire Suck muncul saya langsung pengen nonton. Pengen aja gitu liat gimana Bella sama Edward yang kisah cintanya super romantis itu (katanya) dibikin jadi komedi. Hehehe…. Dan,,,, hasilnya…
Ok, Seperti yang sudah saya singgung sedikit, Vampire Suck merupakan plesetan dari Twilight Saga. Ok, ceritanya sendiri berkisah tentang seorang gadis Becca Crane (Jenn Proske) yang baru pindah ke Sporks untuk tinggal bersama ayahnya. Becca pun harus pindah sekolah dan ia bertemu dengan Edward Sullen (Diedrich Brader) yang bisa ditebak adalah seorang vampire. Mereka berdua kemudian jatuh cinta satu sama lain. Tetapi, perbedaan membuat mereka tidak dapat bersatu, karena alas an untuk melindungi Becca, Edward akhirnya meninggalkan Becca. Disaat inilah Jacob White (Chris Riggi) yang tidak lain adalah manusia chi hua hua mulai dekat dengan Becca. Terjadilah cinta segitiga antara mereka. siapakah yang akan dipilih oleh Becca?







Ceritanya sendiri tidak melenceng jauh dari Twilight dan New Moon. Untuk saya pribadi, film ini cukup menghibur, mungkin karena saya sudah menonton Twilight dan New Moon jadi tahu kelucuannya, tapi untuk mereka yang belum nonton, mungkin akan sedikit tidak mengena. Saran saya, sebelum nonton film ini nonton dulu kedua film aslinya. Repot ya? Hehehe….

Posted by nurani | at 05:16 | 0 comments

Sebuah Kepingan Pikiran.

Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah (hhmm)

"YA Sudahlah" by Bondan feat 2black




Ada kalanya kita benar-benar harus berserah pada keadaan. Ketika kita sudah melakukan yang tebaik, ketika kita sudah berjuang, ketika kita sudah berusaha, dan hasilnya masih saja nihil, terkadang kita perlu berkata, ya, sudahlah. Mungkin disaat seperti inilah kita perlu melihat kembali diri kita, meneliti lebih dalam tentang makna sebuah kegagalan, membiarkan saraf kita putus dengan ketegangan dan mulai menghirup udara tanpa tekanan.
Siapa sih yang tidak pernah gagal. Siapa sih yang ngak pernah kalah, siapa sih yang tidak pernah menangis. Ini semua adalah sebuah proses penataan diri menurut saya. Saya berkali-kali gagal, saya ambil semua kesempatan yang ada, saya mencoba-mencoba dan mencoba lagi, dan disetiapnya pula saya gagal. Saya tidak mampu berada di sebuah angan yang begitu indah menurut saya. Saya jatuh berkali-kali, terseok-seok, hingga saya harus menyeret diri saya kembali dititik awal saya berdiri untuk menelaah kembali kenapa saya begitu sial.
Saya ingat betul betapa terpuruknya saya waktu itu. Ketika sesuatu yang menurut saya sangat mudah dan pasti bisa saya dapatkan ternyata pupus. Satu-satunya alasan kenapa saya memilih jurusan yang sekarang ini saya tekuni, karena saya pikir ini jalan menuju kesana, saya habiskan beberapa tahun saya untuk mengejar ketidakpastian. Terlalu mengada- ada? Baiklah, terserah pendapat anda tentang saya, mungkin itu bodoh atau apa, saya sama sekali tidak ambil pusing.
Kembali lagi. Untuk beberapa waktu saya stuck. Saya merasa saya adalah pecundang yang tidak berguna dan terbuang. Saya kehilangan arah, tidak tahu lagi harus berbuat apa , seperti tersesat rasanya. Coba bayangkan, sesuatu yang membuat anda tegar, sesuatu yang membuat anda semangat, sesuatu yang membuat anda hidup tiba-tiba hancur berkeping-keping karena kebodohan anda sendiri dan ketidakmampuan anda. Kalo saja bisa, ingin rasanya menghapus ingatan saya seperti di film Eternal Sunshine and the Spotless Mind. Tapi tidak bisa. Kembali lagi, Ya sudahlah.
Waktu ternyata memberi sebuah penegasan atas kuasanya, membiarkan saya sakit sesakit sakitnya kemudian sedikit demi sedikit memberi pertolongan lewat orang-orang yang begitu ajaib. Habis gelap terbitlah terang. Kalimat ini dulu terlalu luar biasa untuk menaklukan sebuah ketidak mampuan, menjadikan kita bersemangat, seolah berkata, ayolah, gagal sudah biasa. Mungkin untuk yang hanya baru sekali gagal okelah, coba untuk yang berkali-kali, masikah itu mempan? Ditengah keterpurukan dan krisis percaya diri, serta ketidakpercayaan atas keberuntungan, perlahan tapi pasti, hidup saya mulai berubah, satu demi satu kiriman Tuhan datang. saya mulai berdiri lagi, awalnya tentu merangkak, menyiapkan diri saya agar menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya. kemudian menyadari saya terlalu bodoh untuk membiarkan waktu saya berlalu tanpa terjadi apapun, sekalipun itu hal yang buruk. Tapi getitulah, mungkin itu sebuah proses untuk menyadarkan saya.
Sekarang saya ada di titik mana, saya tidak tahu, entah kejutan apa yang akan datang selanjutnya saya tidak terlalu memikirkannya. Yang jelas, saya tahu rasanya jatuh, saya tahu rasanya sakit dan saya telah memperisai diri saya dengan sebuah kesiapan yang dibentuk oleh waktu. Disini, ditempat yang tidak pernah saya bayangkan akan berada, menjalani semua dengan bekal itu rasanya saya harus bererima kasih karena tanpa saya sadari saya menjadi orang yan lebih kuat karenanya.

Posted by nurani | at 00:57 | 0 comments

KILLERS






Saya ngak tau kenapa saya pengen banget nonton film ini. Saya yang harus bangun pagi bela-belain begadang cuma buat nonton film yang di perankan Katherine Heigl dan Ashton Kucher ini. Film ini mungkin tidak seheboh Inception atau beberapa film yang ditunggu-tunggu oleh mereka yang suka menonton, tapi untuk saya pribadi Killers sepertinya memiliki sesuatu yang berbeda yang bisa ditampilkan kepada penonton. Seperti biasa saya tidak membaca review apapun tentang film ini, saya ingin murni merasakan film ini tanpa terpengaruh oleh komentar apapun. Jujur, saya suka banget sama covernya, sangat menarik dan itu salah satu alasan kenapa saya ingin nonton. (alas an yang tidak bermutu. Hehehe)
Baiklah, Killer bercerita tentang seorang pembunuh bayaran bernama Spencer (Ashton Kucher) yang bertemu dengan wanita bernama Jen (Katherine Heigl), cukup Jen saja katanya, yang baru saja putus dari pacarnya akrena alas an di suka bermain aman dan tidak mau bungee jumping. What? Alasan yang sangat tidak masuk akal. Ok, Spencer yang tengah dalam tugas untuk membunuh seseorang kini telah jatuh cinta dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Kemudian mereka menikah dan hidup bahagia selamanya… Ups… kalo kayak gini, ngapaen repot bikin film. Well, mereka kemudian menikah dan memiliki hidup yang nyaris sempurnah selama tiga tahun. Sampai akhirnya suatu saat Spencer mendapat telepon dari mantan bosnya dan semua menjadi malapetaka. Kini banyak pembunuh bayaran berada disekelilingnya dan bisa siapa saja.







Ok, seperti prediksi saya. Cover bisa menipu, bungkus yang bagus belum tentu makannya enak. Ternyata Katherine Heigl dan Ashton Kucher saja tidak cukup menyelamatkan film ini di mata saya. Semuanya menurut saya serba tidak match. Awal cerita, terbilang terlalu membosankan karena hampir tidak ada tragedi, semuanya terlihat terlampau sempurna, tiba-tiba saja adegan kejar-kejaran dan tembak-tembakan oleh begitu banyak orang. Siapa coba orang yang tidak terganggu dari yang tenag tiba-tiba jadi heboh dalam sekejap. Berikutnya, katanya, si Spencer itu pembunuh professional, tapi kok ketika dia harus menjaga istrinya dari ancama pembunuh sangat terkesan dia tidak ahli dan bahkan sangat lebay menurut saya.
Untuk saya pribadi film ini sangat flat, dalam artian tidak ada yang bisa membuat s terkesan dan terenyuh. Dari awal tidak ada gregetnya, segituan aja. Ok, Killers, you kill my mood.

Posted by nurani | at 22:37 | 0 comments

All About Steve






All About Steve, kenapa saya baru meriview, karena saya juga lupa saya punya film ini dan kalo ngak salah sudah menontonnya walau sebelum filmnya usai saya sudah tidur. Filmnya membosankan? Tidak, saya ketiduran karena saya mungkin sangat ngantuk waktu itu. Sipp… beberapa hari yang lalu, saya kembali menonton film ini.
Filmnya bercerita tentang seorang wanita cerdas Mary Horowitz (Sandra Bullock) yang bekerja sebagai pembuat TTS. Dia sangat cerdas dan suka mengoceh, hal ini tentunya berdampak negatif untuknya karena ia jadi susah bergaul karena orang-orang sering tidak mengerti dengan apa yang dia katakan. Disamping itu juga, hal ini membuat Marry susah mendapat pacar (saya ngak suka ngoceh, susah juga dapet pacar). Khawatir dengan hal itu, orang tua Marry mengatur kencan buta untuk Marry dengan lelaki bernama Steve. Males-malesan Marry menemui Steve karena ia mengira lelaki itu tidak tampan. Diluar dugaan, ternyata Steve(Bradley Cooper) sangat menarik dan cakep banget gitu loh! (labay), kemudian Marry mulai terobsesi dengannya, terlebih sekarang Marry telah dipecat dari pekerjaanya. Mulailah perjalanannya mengikuti Steve and all about Steve.







Alasan kenapa saya menunda nunda untuk menonton film ini karena film ini masuk Razzie tahun lalu. Jadi saya ngak terlalu niat nontonnya, nonton ya kalo ada waktu. Hehehe… Bebekal ekspektasi rendah terhadap film ini ternyata film ini cukup menghibur dan enjoyable kok. Oklah, Sandra Bullock disini memang mengesalkan dan terlalu lebay karena obsesinya sama Steve. Tapi kalo memang Marry harusnya seperti itu, dia berhasil memerankannya dengan baik, karena saya saja dibikinnya kesel banget. Dan ini sangat berbeda ketika ia memerankan tokoh editor yang galak dan tegas seperti di Film Proposal, ataupun memerankan ibu yang mengarahkan anaknya ketika di The Blind Side. Satu lagi, Bradley Cooper, selain cakep dan punya tampang yang cukup manis, saya suka sekali melihat dia kebingungan ketika harus menghindari Marry yang selalu ada di mana dia berada. Walalupun saya akui kemistri antara keduanya memang tidak terasa. Tapi kalo masalah penampilan, disini mereka cukup sukses. Sekali lagi entah karena saya yang tidak terlalu berharap tinggi pada film ini, atau memang filmnya yang lumayan, entahlah, yang jelas film ini tidak terlalu buruk untuk saya.

Posted by nurani | at 19:47 | 0 comments

Dear John



Masih inget the Hurt Locker dong, itu lo film yang disutradarai sama Kathryn Bigelow. Apa? Belum inget juga? Ok, film yang menang Oscar tahun lalu. Pasti pada inget. Gimana, uda inget dong. (lebay) Saya mau mengakui satu hal. Saya belum nonton film ini. Entah kenap saya emang ngak suka dan malas nonton film yang berlatar perang. Saya sendiri juga ngak tau kenapa saya bisa ngak suka sama film yang ada perang-perang gitu. Gara-gara itu juga saya ngak nonton Dear John, karena saya liat ada perang-perangnya gitu, padahal saya penasaran baget sama film yang mengeser posisi avatar di Box Office.
Tapi semalem, karena uda ngak ada lagi film yang bisa saya tonton, wez, jadi deh saya nonton Dear John. Awalnya sih cuma pengen biar ngantuk aja. Tapi ternyata film ini beda banget dari dugaan saya. Baiklah, film ini memang ada perangnya, tapi ngak lebih dari dua puluh persen, sisanya ya, drama romantis gitu. Berkisah tentang prajurit amerika yang sedang cuti John Tyree (Channing Tatum) bertemu Savannah Lynn Curtis (Amanda Seyfried) yang juga tengah berlibur untuk mengisi liburan kampusnya. Mereka saling jatuh cinta dan menjalin hubungan dekat selama dua minggu, sebelum akhirnya John harus kembali bertugas dan Savannah kembali kuliah. LDR (Long Distance Relationship) memang ngak pernah mudah, begitu juga untuk pasangan ini. Keduanya kemudian saling berkomunikasi lewat surat. Saat John benar-benar sudah cinta mati pada Savannah, dia malah mendapat surat bahwa Savannah telah memiliki pria lain. Disaat inilah John benar-benar tak ingin kembali pulang, ia terus minta tugas dan tugas, sampai akhirnya ia harus dipulangkan karena ayahnya sakit. Akankah sakit hati John terbuka kembali karena kenangan dirinya bersama Savannah yang sangat banyak di kampung halamannya.






Banyak banget kritik tentang film ini yang saya baca, bahkan ada yang ngasih nilai D untuk film ini. Tapi untuk saya, film ini sangat menyentuh. Entah filmnya yang terlalu dramatis atau saya yang melankolis. Tapi apapun itu, film ini membuat saya menangis di beberapa scenenya hanya dengan kata-kata lewat surat-surat mereka. acting kedua pemeran utamanya lumayan. Chemistry antara Channing Tatum dan Amanda Seyfried dapet banget di film ini, saya suka banget cara mereka memangdang satu sama lain. Pokonya feelnya itu lo, pas.
Film ini seperti sebuah De Javu untuk saya. Saya seperti melihat diri saya dulu ketika melihat John selalu ingin perang dan bertugas. Ketika semester 3 saat kuliah, saya memilih untuk bekerja sambil kuliah, untuk menyibukan diri saya agar sebisa mungkin tidak bertemu dengan orang yang membuat saya sakit hati. Sebisa mungkin menjauh dari hal-hal yang mengingatkan saya pada orang itu. Sebisa mungkin tidak melakukan kegiatan yang biasa kami lakukan bersama. Intinya menjauh dan ingin membuang. Ternyata, seperti kata Savannah, waktu. Dan untuk saya pribadi, waktu adalah sesuatu yang sangat misterius dan ajaib. Tanpa kita sadari, sebenarnya waktu memberi telah berperan banyak dalam hidup setiap orang. Dalam hidup saya waktu adalah obat mujarab yang mampu menyembuhkan saya dari luka dalam itu.

Posted by nurani | at 02:07 | 2 comments

4bia




Saya selalu suka dengan kejutan-kejutan yang ditampilkan oleh horor Thailand. Selalu bikin penasaran, selalu penuh misteri, selalu tidak ketebak. 4bia, film ini memang sudah cukup lama dirilis. Tapi saya baru menontonnya kira-kira beberapa bulan yang lalu. Itu juga karena kebetulan saya ke rental dan nemuin Cdnya. Saya sama sekali tidak berharap apa-apa pada film ini. Karena saya juga ngak tau itu film apa, asal comot dan mudah-mudahan beruntung.
4bia sendiri adalah film Thailan dengan gendre horor. Di dalamnya terdapat 4 cerita horor yang bener-bener nyeremin menurut saya.




1. Kebahagiaan
Cerita yang pertama diawali dari sebuah kamar di sebuah apartemen. Seorang gadis bernama Pin terpaksa menghabiskan hari-harinya dengan ber-sms karena kakinya yang harus digips. Kemudian keadaan menjadi horor setelah teman sms yang selalu menemaninya itu minta Pin untuk mengirim fotonya karena memang sebelumnya mereka sama sekali tidak pernah bertemu. Setelah mengirimkan foto ke si cowok, kini giliran Pin yang minta foto pada si cowok misterius itu. Di luar dugaan, ternyata foto yang diterima oleh Pin adalah poto yang ia kirim untuk si cowok dan mengatakan bahwa ia ada di sebelah Pin. Siapa sebenarnya cowok misterius itu?




2. Mata balas mata
Berlatar belakang masa-masa SMU dan kenakalannya, sekelompok anak SMU yang terekenal bejat ketahuan mengisan ganja oleh teman mereka yang bernama Ngid tanpa sengaja. Kemudia Ngid dikerjai oleh mereka hingga babak belur. Ngid yang telah mengadakan ritual bagi para penyiksanya telah meninggal. Berhasilkan mereka lepas dari kutukan Ngid?




3. Di Tengah
Sekelompok remaja Aey, Ter, Shin, dan Puak tengah berkemah di sebuah hutan, sebelum tidur, mereka bercerita tentang hantu. Aey kemudian berkata, bila ia mati, dia tidak akan menghantui yang dipinggir, tapi yang di tengah. Keesokan harinya, ketika arum jeram, Aey terbawa arus dan tidak ditemukan hingga malam. Teman-temannya kembali ke tenda dan menyusun rencana bilaman Aey tidak juga kembali sampai keesokan harinya. Tengah malam akhirnya Aey kembali, semua temannya tenang karena tidak perlu lagi takut dengan celotehan Aey tentang “di tengah”. Di satu sisi, kemunculan Aey juga tidak begitu membahagiakan karena sikap dan rautmukanya yang aneh. Benar saja, salah seorang temannya melihat mayat Aey di danau. Sebenarnya apa tujuan Aey kembali bila benar ia telah meninggal?




4. Ketakutan Terakhir
Pim, seorang pramugari yang memiliki hubungan dengan Pangeran Vanistan bernama Albert. Suatu hari, istri Albert datang ke Phuket untuk berlibur dan membuktikan perselingkuhan suaminya, dan terpilihlah Pim sebagai pramugari yang menemani penerbangan sang putri. Tidak sempat berlibur keadaan putri ternyata memburuk setelah tiba di Phuket karena ia makan makanan Pim yang berisi udang dan putri alergi pada udang. Putri akhirnya meninggal dan harus diterbangkan kembali dengan pesawat yang sengaja dibooking untuknya, dan yang menemani mayat putri adalah Pim karena ia akan diperiksa di Negara asal putri karena kematian putri yang mendak. Dendam tetap saja dendam, bahkan ketika hidup tak terselesaikan, setelah mati bisa saja.

Film ini sangat mengesankan bagi saya. Saya tidak banya kata lagi, karena memang tidak ada hal yang harus dikomentari. Tonton dan rasakan sediri kengeriannya.

Posted by nurani | at 23:17 | 1 comments

Phobia 2





Ok, kalo saya ditanya negara apa yang film horornya bagus, saya pasti nyebutin Thailand salah satunya. Hohoho… siapa sih yang ngak tau Thailand? (awas ya, ada yang angkat tangan. Hehehe….) eniwe, saya dulu sangat suka horror, saya malah lebih suka film horror ketimbang drama atau yang lainnya. Tapi belakangan, karena terinfeksi virus oleh teman-teman, saya jadi jarang banget nonton film horror. Kalo ngak salah, film horor terakhir yang saya tonton adalah Phobia 2.
Horor Thailan emang ngak pernah ada matinya, entah kenapa, kalo denger Thailan uda aja gitu kecium bau mistisnya. Hehehe… sok punya sixth sense dah saya. Ok, balik lagi ke Phobia 2. Film ini terpecah atas 5 cerita.



1. Novice
Seorang pemuda yang dikirim oleh ibunya menjadi Biksu untuk menebus karmanya, karena telah berbuat kejahatan. Setelah menjadi biksu, dia terlihat normal layaknya biksu yang lain. Tetapi di dalam dirinya terperangkap sebuah rasa yang tak dia mengerti. Itukah karma yang telah memerangkap dirinya dalam ketidaktenangan?



2. Ward
Cerita kedua berkisah tentang seorang pemuda yang kakinya patah. Dia ingin dipindahkan ke kamar yang ada pasien lain karena takut tidur sendiri. Rumah sakit memberinya kamar dengan seorang kakek yang hampir menemui ajal. Saat malam, banyak kejadian aneh yang dia dapatkan, siapa sebenarnya kakek itu.



3. Backpackers
Kemudian cerita ketiga berkisah tentang dua orang backpacker yang hendak menumpang, kemudian mereka akhirnya diangkut oleh mobil box tentunya setelah sopirnya diberi bayaran. Malapetakapun tak terelakan setelah mereka mengetahui apa sebenarnya isi mobil box itu.



4. Salvage
Cerita keempat tentang seorang wanita yang menjual kembali mobil yang hancur setelah diperbaiki. Setiap mobil punya histori dan misteri masing-masing dibalik setiap kecelakaan. Kini anaknya tengah bermain petak umpet dengannya, didalam showroom mobil yang penuh dengan misteri itu. Berhasilkan ia menemukan anaknya.



5. In The End
Cerita terakhir dan favorit saya, diceritakan beberapa remaja sedang syuting film horor, salah satu teman mereka yang berperan sebagai hantu sakit dan harus dilarikan kerumah sakit. Tidak lama setelahnya, teman mereka yang sakit itu tiba-tiba muncul dan minta syuting dilanjutkan. Syuting awalnya berjalan normal samap mereka mendapat kabar dari rumah sakit bahwa si peran hantu itu sudah meninggal. Lalu siapakah yang berada di lokasi syuting itu? Hantu? Pokonya cerita yang kelima ini benar-benar seru dan unik.
Sebelum menonton phobia 2, saya sudah nonton 4bia, kalau di 4bia hanya ada 4 cerita, sementara di phobia 2 ada 5 cerita. Kedua film ini sama-sama bagus, hanya saja kalo harus milih saya lebih suka phobia 2. entah kenapa saya jauh lebih suka film horor dengan durasi yang pendek seperti ini, lebih simple dan tidak berbelit-belit. Yang ditawarkan emang bener horor, bukan kedok horor tapi akhirnya mesum-mesum gitu deh. Kengerian film ini tidak mutlak datang dari hantu atau zombie, tapi juga efek suara yang bikin merinding. Tapi jujur ya, otak saya kok masih belum bisa nerima film tentang zombie ya. Apa sih? Mayat hidup? Orang yang uda mati jalan-jalan gitu ngamuk-ngamauk ngak jelas tujuannya. Hadeh…… tapi balik lagi ke satu kata yang menyelamatkan itu, it’s just a movie. Ok. Don’t think too much. Akhir kata film ini asik banget, horornya dapet tapi juga ada komedinya yang tersirat. Temans harus nonton ya! Recommended.

Posted by nurani | at 21:22 | 0 comments

Valentine's Day




Valentine Day. Saya selalu berpikir apa bedanya valentine day dengan hari yang lainnya. Kenapa orang-orang selalu menghubungkan tanggal 14 Februari dengan sesuatu yang romantis, coklat, bunga, padahal kalo dipikir lagi, banyak kok orang yang ngak mau makan cokalt gara-gara takut gendut, jerawatan, atau ini itu. Jadi pas pacar kita ngaksih coklat itu tandanya dia mau bikin kita gendut dan jerawatan? Hehehehe…. Ya, sudah untuk pikiran absurd saya.
Sebenernya saya ingin sekali nonton film ini saat hari valentine, tapi toh saya ngak bisa karena emang filmnya ngak nongol dibioskop pas valentine. Setelah mendapat dvdnya, dan sempat mengalami masa diacuhkan secara tidak berprikedvdan, akhirnya saudara-saudara, saya menonton juga film yang katanya romantis bin romantic ini. Film ini menunjukan betapa sibuknya orang-orang di hari valentine, cerita dibuka dengan adegan romantis ketika si Reed Bennett (Ashton Kutcher) melamar kekasihnya Morley Clarkson (Jessica Alba), tetapi hubungan mereka harus berakhir karena Morley belum siap menikan. Julia Berlison (Jennifer Garner) yang mendapat hadiah pahit dari sang pacar yang ternyata telah menikah. Ada juga Kate Hazeltine (Julia Robbert) seorang serdadu yang sengaja cuti untuk merayakan hari valentine yang secara kebetulan juga bertemeu dengan Holden Bristow (Bradley Cooper) yang juga akan merayakan valentine dengan pasangan gay-nya.








Awalnya saya pikir film valentine’s day ini akan mampu menyaingi Love Actually, secara gitu ya, yang bintang-bintangnya beken-beken semua. Eniwe, Taylor Swift dan Taylor Lautner juga ikutan. Tetapi sama sekali jauh dari harapan saya. Setiap cerita dalam film ini sama sekali tidak dapet feelnya, serasa berlalu aja tanpa meninggalkan kesan apa-apa. Plat. Walaupun film ini tidak sepenuhnya membosankan, tapi secara keseluruhan, saya merasa ada sesuatu yang kurang. Satu scene dalam film ini yang saya suka ketika Julia pura-pura memjadi waiter di tempat pacarnya sedang makan malam bersama istrinya. Dia menjelaskan menu makanan dengan penuh amarah, tapi masih terkontrol. Saya lumayan ketawa di bagian ini.

Posted by nurani | at 23:17 | 0 comments

INCEPTION




Ok, saya akhirnya saya nonton Inception, ditengah kepadatan kerja, saya sempetin buat nonton (sok sibuk) hehehe…. Well, saya nonton Inception sendirian. Kata temen saya juga lebih baik nonton sendiri, karena filmnya bener-bener menguras pikiran. Maca? Hehehe…. Tapi ternyata memang lebih baik nonton sendiri, kayaknya, karena saya ngak tau rasanya nonton Inception beramai-ramai. Saya memang orang yang sangat anti membaca review film sebelum menonton. Takutnya, terpengaruh sama opini ini dan itu. Begitu juga yang saya lakukan pada Inception, saya sama sekali tidak membaca review tentang film ini, sekalipun banyak bolger yang saya yakin sudah menulisnya.
Saya memang suka nonton, tapi saya tidak begitu perduli dengan sutradara atau otak dari sebuah film. Yang saya tahu, asal filmnya bagus, ya, saya nonton. Tapi belakangan saya mulai sadar kalau film itu tidak besar hanya karena siapa yang menjadi pemeran utama, tetapi juga dalangnya. Baik, saya tidak akan curhat betapa ceteknya pengetahuan saya soal film. Tapi jujur saya akui, setelah nonton inception saya langsung searching tentang Christopher Nolan, terutama film-filmnya. Dan munculah, Following (1998) Memento (2000) Insomnia (2002) Batman Begins (2005)The Prestige (2006)The Dark Knight (2008). Dari kesemua yang muncul itu, saya hanya menonton The Dark knight. Bodohnya saya. Eniewe, mungkin sekarang saya harus hunting filmnya yang lain deh.
Balik lagi ke Inception, Film ini menurut saya sangat brilliant, Christopher Nolan membawa kita ke sebuah dunia dalam sebuah dunia dalam sebuah dunia lewat mimpi. Seseorang yang mampu melakukannya adalah Dom Cobb (Leonardo DiCaprio) yang berperan sebagai eksekutor mimpi, dimana tugasnya adalah mencuri atau menanamkan sugesti agar pada kenyataanya orang yang mimpinya dicuri melakukan apa ditamanmkan oleh Cobb dalam mimpi orang tersebut. Rasanya sih begitu dari yang saya tangkap, karena saya belum begitu memahami film ini secara keseluruhan. Kayaknya satu kali nonton masih sangat kurang untuk memahami film ini 100%.
Plot, jangan tanyakan saya tentang plot, saya tidak tahu harus mulai bercerita dari mana, film ini seperti sebuah lingkaran yang tersusun oleh kenyataan dan mimpi. Mana yang realita mana yang mimpi saya juga kadang-kadang terjebak didalamnya. Setiap tokoh dalam cerita ini memberi sebuah tegangan yang berbeda, andil mereka tidak terlalu timpang, semuanya memberikan kontribusi yang pas pada film ini. Semuanya tampak sangat natural. Ellen Page, Joseph Gordon-Levitt, Cillian Murphy Ken Watanabe, dan tentu saja yang lainnya terlihat sangat pas memegang perannya masing masing sehingga ceritanya menjadi semakin Mak nyus kalo kata pak Bondan. Hadeh….







Sedikit curhat, sejujurnya saya lebih terkesan pada Arthur (Joseph Gordon-Levitt), karena memang sebelumnya dia juga sudah berhasil membuat saya terkesima saat memerankan Tom (500 days of Summer), sekarang dia kembali membuat saya jatuh hati waktu muter-muter di koridor hotel ya, kalo ngak salah, this is My Fav Part. Hehehe. Sebelumnya saya sempet takut, soalnya temen saya bilang kalo si Joseph terlihat cupu banget, tapi semuanya terpatahkan. Pokoknya dia paling keren. *egois*.
Satu yang ingin saya katakan, I was incepted by Nolan, dan berhasil membuat saya memberinya nilai A.

Posted by nurani | at 21:14 | 0 comments

The Back Up Plan





Setiap manusia nampaknya perlu punya “the back up plan” karena ketika rencana awal tidak berjalan lancar, bisa pindah ke rencana cadangan. Hohoho…. Nampak gampang sekali, tapi tidak bagi Zoe (Jennifer Lopez). Karena tidak kunjung menemukan Mr. Right dan takut kesepian di usia tuanya, Zoe akhirnya menjalankan aksi inseminasi sperma. Sepulangnya dari rumah sakit, Zoe bertemu dengan Stan (Alex O'Loughlin) di dalam taxi secara tidak sengaja. Zoe sangat kesal pada Stan karena dianggap merebut taxi yang dia panggil. Percekcokan kecil terjadi antara mereka, tetapi setelahnya Stan terus saja mengikuti Zoe.
Pertemuan mereka yang kedua terjadi saat Zoe pergi ke pasar tempat Stan membuka stand disana. Hubungan mereka membaik setelah Stan tiba-tiba datang ke Pet shop milik Zoe dan mengajaknya makan di luar. Ketika hubungan mereka mulai terjalin baik, ternyata inseminasi sperma yang dilakukan oleh Zoe berhasil. Dia hamil. Zoe sempat ragu untuk memberitahukan keadaannya pada Stan. Tapi, meski sempat menuduhnya pembohong, Stan yang terlanjur cinta pada Zoe menerima kehamilannya. Ini bukan akhir, karena konflik yang sesungguhnya baru akan dimulai, masalah demi masalah muncul seiring dengan perut Zoe yang mulai membesar. Akankah Zoe dan Stan sanggup bertahan? Hehehehe…… jangan jadi spoiler….










Tidak ada yang harus dikomentari soal acting. J-Lo, cukup pintar membuat karakter si Zoe yang sedikit egois. Alex O'Loughlin juga tidak terlalu buruk, perannya sebagai orang yang selalu mengalah dan sedikit tertekan cukup dapet. Mungkin pengaruh wajahnya yang emang tipe lugu. Ya, seperti yang sering saya katakan, komedi romantis jatuhnya ya segitu-segitu aja sih. Ini Cuma pendapat saya pribadi lo.
Jujur, saya sangat minikmati film arahan sutradara Alan Poul ini. Ceritanya simple dan padat banget. Ngak kerasa aja uda habis filmnya. Ide cerita yang segar dan dialog yang ringan membuat film ini mengalir dengan adegan-adegan yang cukup lucu membuat saya cekikikan sendiri.
Eniwe, kagum banget sama karakter Stan, cintanya sama Zoe tulus banget. Mampu menerima Zoe dengan segala kekurangan dan kelebihannya, termasuk anak yang bukan anaknya. Terkadang cinta memang seperti itu kan? Membutakan, tapi orang-orang semacam Stan sekarang emang susah banget dicari. Film ini membuktikan seberapapun tidak sempurnanya seseorang, ketika cinta terselip maka itu akan menjadi sempurna bahkan lebih.

Posted by nurani | at 05:27 | 0 comments

Cinta Yang Tertunda

Cinta yang sejati,

Cinta yang ketika kita kira sudah pergi

Ternyata Cuma bersembunyi

Menunggu untuk kembali lagi

(Film Love)

Aku meleleh ketika mendengar untaian kata-kata ini. Seketika aku tersentak sadar. Mungkin itulah yang membuatku begitu kuat. Menunggu cinta yang mungkin hanya bersembunyi bukan pergi. Untukmu yang telah lama sekali tidak pernah kujumpai, aku masih disini, ditempat yang sama, dengan hati yang masih tersepih untukmu. Karena selamanya kau tak tergantikan.

Posted by nurani | at 23:36 | 0 comments

The Bounty Hunter




The Bounty Hunter. Saya berusaha tidak membaca review film ini. Karena saya takut akan terpengaruh dan menjudge film dengan kata jelek, ah, baiklah, kurang bagus saja. Jadi, waktu nonton, saya benar-benar bersih dari asumsi ini dan itu.
Filmnya dibuka dengan scene yang cukup lucu, seorang wanita yang disekap dalam mobil kemudian mampu memperdaya penyekapnya. Dan setelah itu, diperkenalkan bahwa mereka adalah mantan suami istri. (Jeng Jeng Jeng sumpah Kaget) Kemudian temans akan dibawa melihat kenapa kejadian itu bisa terjadi, singkatnya, di flash backlah. Wez… baru segitu saja saya suda exited banget sama film ini. Lanjut, kita benar-benar dijelaskan kenapa Nicole (Jennifer Aniston) diburu oleh mantan suaminya Milo(Gerard Butler). Ternyata Nicole tengah melakukan investigasi sebuah kasus yang rumit sehingga dia tidak bisa menghadiri panggilan kepolisian. Dianggap mangkir dari panggilan, kemudian diutuslah Milo untuk menangkapnya dengan imbalan yang cukup besar. Karena sebelumnya merupakan suami istri, jadi tidaklah susah bagi Milo untuk menemukan dimana mantan istrinya berada. Tidak kalah cerdik, Nicol pun berkali-kali mampu melarikan diri dari Milo. Kejadian-kejadian yang mereka alami membuat benih-benih cinta keduanya muncul kembali.





Ok, jujur saja, satu-satunya yang membuat saya memnonton film ini karena pemeran utamanya beken-beken. Saya suka sekali Jennifer Aniston. Beberapa filmnya sudah saya tonton, tapi kok saya masih lebih suka dia di serial Friends ya. Dan pemeran cowok, sempat membuat saya terpukau di PS.I Love You, dan saya masukan sebagai 10 film teromantis yang pernah saya tonton.. Tapi disini, biasa aja. Mau explore seperti apa juga, film komedi romantis semacam kan ini uda ketebak dari awal. Ngak usah terlalu berharap banyak. kejutan diawal itu ternyata klimaks film ini, karena hanya pada bagian pembuaka itu, filmnya terasa berbeda untuk saya. hehehehe.....
Menikmati? Saya rasa saya belum bisa menikmati film ini seperti komedi romantis lainnya. Kurang gregetlah. Terlalu banyak kejanggalan yang saya lihat. Bounty Hunter? Kenapa dia yang mengejar si Nicole? Bukankah itu tugas polisi. Hohoho…. Wislah… buat temans, yang pengen nonton, nonton aja deh. Mungkin kita punya penilaian yang beda. Ok. .

Posted by nurani | at 05:12 | 0 comments

WHEN IN ROME




Sepertinya film ini sangat cocok untuk temans yang tidak suka film-film berat. When In Rome, berkisah tentang seorang wanita yang tengah sibuk meniti karir dan enggan menjalin hubungan setelah putus dengan pacarnya. Beth (Kristen Bell) lebih memilih menfokoskan hidupnya pada karirnya yang mulai bersinar. Sampai suatu saat hidupnya berubah. Ketika dia menghadiri pesta pernikahan adiknya di Itali. Disana dia bertemu dengan seorang pria bernama Nick (Josh Duhamel) .
Nick, seorang lelaki yang membuatnya cukup tekesan. Nick membantu Beth menerjemahkan bahasanya kedalam bahasa Italy, mengajaknya berdansa, ngobrol. Tetapi semuanya berubah ketika Beth melihatnya bersama seorang wanita bergaun merah. Beth kecewa dengan itu. Dia meninggalkan pesta adiknya dengan membawa sebotol minuman dan mengumpat di Sebuah Pancuran, semacam pancuran cinta, tempat kita memohon untuk mendapatkan jodoh. (kayaknya saya musti ke sana deh. Hohohoho). Beth mulai mengumpat dan mengambil 5 koin yang ada di kolam. Secara misterius, setelah itu ada empat lelaki yang mengejarnya. Kehidupan Beth mulai berubah, dia mulai tidak mampu menghadapi ke empat pria yang mengejarnya. Untung saja Nick yang jatuh hati padanya selalu membantu Beth menghadapi keempat lelaki aneh itu.
Usut-punya usut, ternyata mereka adalah lelaki pemilik-pemilik koin itu, dan mereka tengah dalam pengaruh sihir cinta. Ada satu cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan sihir itu, yaitu dengan mengembalikan semua koin itu ke pancuran itu atau ke pemilik aslinya. Tapi ada dilema dalam dirinya, karena belakangan juga ia tahu bahwa salah satu pemilik koin itu adalah Nick. Cukup sampai disini ceritanya, karena kalau dilanjutkan, saya akan menjadi seorang spoiler.









Satu yang saya suka dari film semacam ini adalah, karena saya tidak perlu terlalu cemas, dan gregetan. Konflik ringan tapi cukup seru. Santai tapi menghibur. Tontonan keluarga banget deh. Hehehehe….. ngak perlu takut ngak ngerti atau ngak terhibur, film ini cukup membuat kita bersemangat untuk menemukan seseorang yang kita sebut cinta sejati. Dan buat temans yang belum punya pacar alias jomblo… keep trying guys….. hahahaha…. Weird Ps. Ok….. enjoy it.

Posted by nurani | at 06:35 | 0 comments