Be Your Self

Belakangan ini aku sudah tidak tahu lagi perbedaan siang dan malam. Ada atau tidak ada matahari, sekarang sama saja. Mungkin ini pengaruh dari banyak faktor. Hari raya yang datangnnya kroyokan, diawali Galungan, Melasti, Nyepi, dan Kuningan. Otomatis kerjaan juga jadi tambah banyak. Selain itu juga karena sekarang bisa internetan di rumah, aku jadi jarang banget tidur. Siang repot nyiapin hari raya. Malemnya malah nge-net! Kalaupun tidur, paling dari jam 5 sore sampai jam 7 malem. Belum lagi, ada banyak banget DVD yang harus ditonton. Kejar target. Walhasil, subuh baru tidur. Kira-kira jam 4 pagi. Gila ngak?

Sebenarnya yang jadi masalah bukan itu. Tapi, UTS (Ujian Tengah Semester). Jujur aku sama sekali ngak pernah belajar. Bukan karena ngak ada waktu, tapi emang dasar pemalas. Apalagi Virus Facebook benar-benar sudah menyerang system saraf yang paling vital. Pokonya addict banget. Ngak tahu harus bagaimana untuk masalah ujian. Belom lagi proposal seminar yang harus dikumpul. Oh, what should I do? God, give me your almighty, please!

Ngomong-ngomong soal berkat, jadi inget sama film Bruce Almigthy. Ini salah satu film favoritku. Maklum aku penggemar berat Jim. Kalau saja aku punya kekuatan seperti dia, enak kali ya? Tinggal trang,tring,trung, semuanya beres. Ah…. Dalam khayalan hidup ini sempurna banget ya!

Kemarin aku nonton Coklat Strawberry. Uih…ngak nyangka filmnya lumayan bikin betah. Ceritanya sebenarnya biasa, cuma karena culture orang Indonesia yang masi tabu dengan “GUY”, jadi membawa kesan yang berbeda atas film ini. Film ini bercerita tentang sepasang Guy, namanya Nesta sama, sama, sama, aduh aku lupa, siapa ya? Kalau ngak salah Aldy, atau Aldo, atau….. Sumpah lupa. Nesta, malu banget dengan keadaannya. Makanya, dia menggunakan teori coklat strawberry untuk kamuflase. “Kita harus menunjukan kita ini coklat, walaupun sebenarnya rasanya strawberry” makanya dia menonjolkan ke-macho-annya sebagai kedok. Sementara pasangannya, si Aldy, walau ngak se -macho Nesta, tapi dia lebih berani untuk menerima dirinya yang seorang guy.

Film ini nyadarin aku tentang banyak hal. Tentang bagaimana kita harus menerima diri kita apa adanya. Karena kalau kita saja ngak bisa menerima diri kita, bagaimana orang lain. Makanya, aku bangga sama temen-temen kampusku. Mereka melakukan apa yang mereka suka. Walau terkadang berlebihan. Ada yang mendedikasikan hidupnya untuk nonton film, sampai rela ngirit demi beli 5 DVD setiap minggu (maksudnya biar dapet gratis satu kan? Karena ada promo beli 5 gratis 1). Ada yang nge-fans banget sama Kangen Band sampai ikut rebonding rambut segala. Dan ada yang bercita-cita jadi presenter infotaiment, dan berdampak pada hobi ngomongin orang. Tapi sukur ngak ada yang nge-fans sama dewi persik. Tar, kawin sirih terus lagi.

Well, mungkin ini sudah saatnya kita untuk berani memilih apa yang kita mau. Jadi inget kata temenku waktu aku protes gara-gara dia terlalu males. Dengan entengnya dia bilang “ I don’t care what people talking about me” Maybe it’s true, sometimes we have to ignore what people talking, and doing what we like!. Because pretend is, reject our own self.

Tiba-tiba kepikiran kata-kata Harun Yahya “ Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan”. Seperti kemarin, aku mendapat pelajarang tentang arti hidup dari sebuah film. Overall, Tuhan kadang-kadang memberitahu umatnya dengan cara yang unik.

Beberapa menit, setelah pulsa habis dan koneksi putus.

X.O.X.O “ Nury”

Posted by nurani | at 15:35 | 1 comments

Tabir Di Balik Kekalahan Sang Monster


Hari minggu kemarin, aku seperti biasa, nongkrongin tv, mulai dari pagi sampai semua film kartun dan tentunya serial kesukaanku “Power Ranger”, kelar beraksi. Walaupun, aku mulai ngak ngerti ceritanya karena sering kelewatan, tapi aku tetap duduk manis.(Maklum, mau duduk, berdiri,nungging, aku emang manis!aduch…..). Well, film anak yang satu ini emang bikin betah, ngak Cuma pahlawannya yang cakep-cakep, ada banyak hal yang bikin aku ketawa kalau nonton. Ada manusia berkepala anjing yang jadi pimpinan, ada cewek berkuping aneh, manusia robot yang mirip banget kayak manusia asli! (So much…..weird things on it)

Tapi yang paling bikin aku ngak abis pikir, kenapa ya, semua film anak-anak, mulai dari Sailor moon, Wedding Peach, Satria Baja Hitam, sampai Power Ranger, selalu aja punya waktu untuk ganti kostum. Aku lebih suka menyebut hal ini sebagai masa transisi. Perubahan dari manusia biasa menjadi pahlawan yang memiliki kekuatan super dasyat untuk melawan monster. Uda gitu ganti kostumnya pake gaya, kata sandi, dan bajunya itu, wuih, ribet abis.

1. Sailor Moon, yang perang pake rok pendek, (risih)

2. Wedding Peach yang pake baju pengantin,(ini yang paling aneh, jalan aja susah, apalagi mau berantem. Tapi tetep aja menang. Ckckckckck),

3. Satria Baja Hitam yang pake baju serba kulit. Apa ngak gerah?,

4. Dan juara ribet kita, Power Ranger, pake helm, ikat pinggang, kostum warna-warni, tapi untungnya ngak pernah tertukar. Kalo dipikir-pikir, apa semua itu ngak wasting time?

Ngik!, Ngik!, Ngik! Sebenarnya kesalahan atas kekalahan si monster, harus dibebankan pada siapa? Tentu monsternya dong! Lagian jadi monster bodoh banget, ngapain nonton lawannya yang lagi ganti kostum dan tahu mereka akan jadi kuat, coba saja monsternya nyerang waktu para ksatria berada pada masa transisi. Tembak saja, waktu pahlawan kita belum berubah sempurna. Lucu kali ya, pahlawannya, perang telanjang dada,atau cuma baru make baju dan celana, trus saking kagetnya karena diserang mendadak, boro-boro, ngambil pistol, sama pake helm, pasang sepatu aja ngak sempet, endingnya sang pahlawan lari ngibrit pakai sandal jepit, l! (hahahaha, I cannot imagine!). saran buat para monster. Tak-tik perang coba diganti, semoga berhasil……

PS: Maaf bila ada pihak yang tersinggung. Saya hanya melihat dari kaca mata saya, eh, taunya kacanya retak. Tolong dikmalumi kalo ngak karuan! hehehe

Posted by nurani | at 08:25 | 0 comments

Antara Air Toilet Dan Margarin Kadaluarsa



(ngak perlu contreng satu, wajib keduanya)

Ada kalanya ketidakpercayaan menyelamatkan hidup kita dari serangan penghianatan dan kebohongan. Ketidakpercayaan, sesungguhnya proteksi diri yang paling jitu. Bukan “ngeyel”, hanya saja mencoba menjauhkan diri dari hal yang mungkin akan merugikan kita. Do not blaming, it just how to protect our self.

Part one

Beberapa bulan yang lalu, aku sama beberapa temen, camping di Buyan. Jujur, ini hal ter-extrem yang aku lakukan sepanjang hidup. Walaupun dulu aku pernah camping di sana, tapi itu waktu ospek, dan rame banget. Lah, ini Cuma ber-9 orang, dan hanya mengandung dua unsur cewek di dalamnya. Sempat binggung juga, mau ikut atau ngak. Tapi berkat dukungan moril dari Be, akhirnya kuputuskan meninggalkan rumah dan ikut. Just information, Si Kudanil, malah bikin agreement yang membuatku mati kutu. Aku ngak boleh nyebut rumah dan minta pulang. Kalau sampai hal itu terjadi, aku didenda 50.000 untuk sekali minta pulang dan nyebut rumah. (kancut)

Part two

Tai kucing emang ngak enak. Makanya ngak ada yang mau makan.(just improve) Ukh…. Janjinya, berangkat jam satu siang. Aku dengan siaga menunggu di rumah Angga, dengan mengorbankan makan siang, tidur siang, infotaiment, hanya karena ngak mau dimarahin gara-gara telat. Taunya, dia masih ngalor-ngidul nyari tenda, dan perlengkapan yang lain,yang lain,yang lain, sampai molor jadi jam tiga sore baru berangkat. Jam Tidur siangku. Argh…… (manusia laknak)

Pas di jalan, semua berjalan baik-baik saja. Aku tidur. Sampai akhirnya aku terbangun di pom bensin, dan yang kedua di pasar dekat tempat camping. Sekali lagi, sebagai pihak minoritas yang teraniaya, aku diperintah untuk beli soft drink. Yah, mau ngak mau, harus mau! Dari pada ditinggal?

Kita sampai tempat camping udah gelap. Sepi banget, Cuma ada Sembilan orang. Pikiran aneh muncul. Ngeri banget. Udah mirip film horror aja, gelap, ada danau, ah… males ngebayanginnya.. Minta pulang ngak mungkin, karena bakal kena denda. Ukh…. Aku manyun. Semua pada sibuk nyiapin tenda. Pas tendanya uda berdiri, persiapan untuk manggang. Sumpah rasanya makanannya aneh banget. Aku jadinya Cuma makan mie. Lagi-lagi. MIE INSTANT. Tentunya, habis makan apa yang kita lakukan? Minum. Pintar.

Aku : Eh, ada minum ngak!

Angga : Nie! (sambil nyodorin)

Aku : (perasaan ngak enak, jantung berdetak, yaiyalah, kalo diem mati dunk)

Kapan belinya? (aku nanya)

Angga : Tadi pas di pasar!

Aku : Bukannya Cuma beli Cola!

Angga : aku yang beli, bawel.

Aku : Oh…. (kesalahan terbesar “percaya”)

Aku minum. Segar!

Well, semua berjalan dengan sangat lancar kecuali udara yang dingin. Tiba-tiba, pas lagi ngobrol, Angga nyuruh temenya, si Tian buat ngambil air. Ah? Ngambil? Ngak beli? Bukan air minderal dunk! Saking penasaranya tempat ngambil air, aku mutusin untuk melawan rasa takut, dan ikut sama Tian ngambil air. Dan ketahuilah saudara-saudara terkasih. Jangan anda berharap ada sumber mata air atau semacamnya, karena satu-satunya tempat air mengalir adalah dari kran TOILET. What do you expect? Jangan pernah berharap ada yang lebih baik dari itu. YUP. Air yang aku teguk dengan nikmat, tanpa rasa bersalah pada perut, dan tubuh, serta lambung, adalah air toilet. (setan, kancut, kebo, $#@*&%$#$@$##$$$$@%^%$%). Sumpah aku SPEECHLESS. Tolong……. Carikan saya dokter. Kenapa dokternya ngak dateng-dateng? (bodoh, teriak dalem hati sapa yang denger!!!)

Semakin malem, semuanya tambah ngawur. Ternyata mereka bawa alcohol. Takut. Apakah akan ada tragedy? Semuanya mulai ngaco. Aku sama Be, nonton komedi tanpa skrip, tanpa plot, dengan klimaks teler dan tanpa sutradara. Semuanya jadi pemeran utama. Absurd banget. Ternyata nonton orang mabuk menyenangkan. Seru. Ada yang ngoceh, diajak ngobrol ngak nyambung. Ditanya kiri jawab kanan. Lucu abis.

Pendeskripsian:

Be : Tetap tenang. Tidak gentar, tidak maju, tidak nyanyi maju tak gentar. Nie, orang calm banget. (the only one girl, other me)

Kopi : Tanpa babibu, masuk tenda. (nie orang mabuk apa ngantuk? Weird)

Grandong : Banyak minum, ngak mabuk. Kebal alkohol.

Angga : Ngomel, sempet minta maaf, muntah kayak pancuran, pamit, tidur.

Kuntet : sumpah, dari semuanya, ini yang paling parah. Ngoceh semaleman. Bangun, tidur, bangun lagi, tidur lagi. jatuh deh. Uda badannya segede kebo, musti dipapah lagi. Satu kata. “ngerepotin”

Tian : tukang masak sama tukang ambil air. Selebihnya. Normal

Felix : Unidentified. Tau-tau ngak ada. Kapan masuk tendanya. Pokonya raib aja. Dan muncul lagi paginya.

Nanda : “Bapakku mana?”, “bapakku mana?” (ocehan aneh)

Aku : hatiku teriak “ Pulangkan saja aku pada ibuku……………………………….”

Part three

Tapi ada juga yang AIB-nya terbuka lebar, selebar badanya. Hehehe. Ternyata, si Kudanil Albino Katarak takut Ayam. Ngak tau siapa yang masukin ayam ketendanya, atau ayam-nya masuk sendiri, yang jelas, dengan heboh-nya si kudanil lari sambil minta ampun. Cuma gara-gara di kejar ayam. Ayam saudara-saudara hanya seekor ayam. Mending singa. Sama setan aja berani, masak ayam kabur.
(pastinya, berani sama setan. Lawong ketemu tiap hari pas ngaca) Hahaha. Puas.

Merangkap pembantu, aku juga yang harus pergi ke pasar paginya. Untung ada yang bawa motor, jadi lebih gampang. Trus kenapa ngak beli air aja kan gampang tinggal naik motor. Perutku. Untung ada Grandong, ajudan setiaku. Hehehe, teman setia maksudnya. Jadi dia nganterin aku beli sayur, telur, sama margarine. Eh, lo kate ini Denpasar, lagaknya margarine. Yang ada juga minyak goreng. BODOH. Untung saja ada nimi market yang lebih tepatnya disebut warung, menjual margarine. (Yes, ngak diomelin. Ngak tau kenapa, kok mereka hobi banget ngomelin aku. Apalagi Angga sama Nanda. Salah dikit, ngomel. Ini dikit, nyela, itu dikit, menghina. (Yang mungkin lihat, Facebook, sama Friendsterku. Bacalah comment mereka yang penuh penghinaan. Monyong gendut). Semua amanat sudah terlaksana, karena semua titipan lengkap. Aku pikir semuanya berjalan lancar, semuanya ngak ada yang salah. eh, Tian yang paling repot ngurusin masak berkoar. “Woi ini uda kadaluarsa”! Lalu aku nyamperin.

Aku : apannya? Masak sayur kadaluarsa!

Tian : Ye, kalo sayur mah, busuk! Ini margarinnya?

Semua ketawa. Maaf effect air toilet, mengganggu saraf.(pembenaran yang paling ngak masuk akal)

Mampus Gue! Salah lagi. Ngomel lagi. Tapi karena udah terlajur beli, kita pura-pura aja ngak tau! Bukan kita, tepatnya mereka. Aku tetep ngak bisa pura-pura. Karena aku sama Grandong nyempetin buat makan waktu di pasar, aku ngak makan juga ngak apa-apa. Itung-itung ngurangin pemasukan air toilet dalam tubuh. Tapi demi rasa kesatuan dan persatuan, aku juga ikut makan. Hiks…. Perutku. Maafkan aku.

Abis makan kita beres-beres,trus meluncur ke Gitgit. Hujan deras banget, air-nya saja sampai berwarna coklat. Tapi karena banyak yang nekat turun, aku juga mutusin ikut turun ke air terjunnya. Sumpah aku kaget banget. Maha dasyat Tuhan menciptakan bermacam-macam mahkluk. Ternyata Ada jin yang kebetulan ikut menikmati dasyatnya air terjun. Dan beruntung camera man kami berhasil megabadikannya dalam bentuk gambar. Foto yang di atas merupakan Jin, yang sedang asik bermain air!

Posted by nurani | at 08:23 | 1 comments

Sok Filosofis!

Ada hal di dunia ini yang membuatku selalu merinding kalau mendengarnya. Kematian. Kata yang berkata dasar mati, yang berarti tidak bernyawa, hilang, pergi. Inilah kata yang sebisa mungkin selalu ingin aku tidak dengar. Kematian sering kali membuatku merasa sangat tidak nyaman dan ngeri. Beberapa tahun yang lalu, akupun harus kehilangan seseorang oleh kematian. Tidak akan pernah ada kata yang bisa melukiskan betapa remuknya aku saat itu. Semua terjadi begitu cepat dan sangat tiba-tiba. Dan aku hanya bisa menangis. Tanpa tahu apa yang sesungguhnya aku tangisi. Akukah, yang ditinggalkan? Atau untuknya yang telah pergi. Tetapi hanya itu yang mampu aku lakukan. I was broke at that time.

Lahir, hidup dan mati. Kodrat manusia. Mau tidak mau, ingin tidak ingin, siap tidak siap, kematian adalah bagian dalam hidup kita. Dan sebenarnya kita tahu bahwa apa yang kita miliki suatu saat akan pergi. Because there is nothing eternally in this life. Sebenarnya kita sudah tahu bahwa suatu saat nanti kita akan kehilangan. Hanya saja kita tidak pernah bisa iklas melepaskannya. Jujur saja, aku juga sering bertanya kenapa Tuhan memilih aku untuk kehilangan seorang yang begitu penting. Kata orang, Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambanya. Lalu akankah aku mampu? Tetapi keadaan memaksaku untuk itu.

Kematian bukan sesuatu yang mudah untuk dihadapi. Ngak Cuma untuk yang ditinggalkan, tetapi juga untuk yang meninggalkan. Pernah denger dong kata karma? Yup bener banget, karma itu seperti hukum sebab akibat. Maka jangan melakukan hal yang buruk kalau ngak pengen dapet yang buruk juga. Kadang kita tertawa, menagis, bahagia, sedih, karena memang itulah pemanis hidup. Ada kalanya kita menjalani masa-masa sulit dalam hidup. Tetapi ingatlah masih ada Tuhan, yang selalu siap siaga. Mendengarkan keluh-keluh kita lewat doa. Tetapi jangan cuma pas sedih aja inget sama Tuhan, itu namanya egois. Hehehe….

Hidup ini memang penuh misteri. Kita ngak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Akankah kita melihat matahari pagi, pergi ke kampus, bekerja, makan, bernafas, hidup.

Beberapa minggu lalu, seorang teman curhat.

Temenku: Duh, aku kayaknya salah jurusan deh. Aku bener-bener ngak menikmati kuliah. Ngak cocok aja rasanya. Ngak sesuai hobi.

Aku : ya udah, pindah jurusan aja!

Temenku: Nanggung, tinggal dikit!

Aku : (capek)

Ya, begitulah kita mengisi hidup. Kadang ada banyak hal yang membuat kita tidak bahagia. Tetapi hidup terlalu indah dan singkat untuk dijalani dengan keluh. Sama aja kasusnya kayak temenku. Tidak mau mencoba kesempatan lain. Memutuskan menekuni bidang yang dia sukai. Kenapa harus terus tersiksa dengan apa yang kita ngak suka kalau ada kesempatan untuk mgedapetin apa yang bisa bikin kita senyum. Ibaratnya mundur tiga langkah demi maju sepeluh langkah, dan berdoa aja biar ngak nyemplung waktu mundur. Hehehe… karena jangan sampai kita menyia-nyiakan hidup. Cuma mampir terus hilang. Gajah mati maninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama, tapi jangan sekedar nama. Nama yang harum dan patut dikenang.

(pikiran nyeleneh, di malam yang aneh.)

Masih dimalam yang sama, aku belum juga bisa tidur.

Hujan deras, angin kecang. Menembus celah lalu menyetuh kulitku.

“Ha-Chim”

“Oh…. I Catch A cold”

Posted by nurani | at 08:00 | 0 comments

IMPOTEN?


Aku sama adekku punya hobi yang sama. Nonton tipi. Baru bangun tidur, yang kita tuju pertama setelah pintu biar bisa keluar, ya, Tipi. Pokoknya reting tipi mengalahkan benda-benda lain yang ada di rumah. Acara tipi yang paling kita suka adalah Sponge Bob dan hampir sumua komedi situasi. Ditambah lagi dengan menjamurnya acara semacam ini, tipi di rumahku hampir nyala seharian. Jam istirahat tipiku paling cuma malam. Itupun kalau aku ngak nonton DVD.

Adikku yang masih SMP hobi banget nonton Abdel dan Temon. Pokonya, kalau dia sudah nonton, kayak orang gila. Ketawa sendiri, nyengir sendiri, ngomong sendiri, bahkan sampai garuk-garuk kepala sendiri. Yaiyalah, emang siapa juga yang mau ngegarukin kepalanya. Abis banyak ketombe. Tapi, salut juga sih, biar kecil-kecil gitu sudah bisa berternak lo… sayangnya ternak kutu. (Bercanda Bu…, yang sabar ya! ) Suatu hari, waktu aku lagi main komputer, dia nonton tipi sendiri. Awalnya tanda-tanpa seperti tersebut di atas, masih dalam batas normal. Tapi, tiba-tiba, dia nyamperin aku dan nanya sesuatu yang mengagetkan.

Adekku : Mba’ impoten itu apa?

Aku : Ah!!! Apa? (berharap aku salah dengar)

Adekku : IMPOTEN! Apa artinya?

Aku : …???

Diam. Masi bengong. Mencoba membaca pikiran adekku. Jangan-jangan bentar lagi dia mau nanya soal ereksi atau ejakulasi, mati gw. Aduh…. Binggung harus jawab apa. Masak iya, aku harus menjelaskan arti impoten secara gamblang sama anak SMP. Aduh binggung. Dari pada salah dan ngak mau kelihatan bodoh, akhirnya kusarankan agar adekku nyari artinya di kamus saja.

Beberapa menit kemudia adekku nyamperi lagi.

Adekku : Kata kamus Impoten itu penyakit syahwat. Trus syawat apa?

Aku : Ada arti lainnya ngak?

Adekku : Ada. Artinya tidak ada daya untuk bersenggama! Trus senggama apa?

Sekali lagi aku cuma bisa diam. Pertanyaan yang gampang tapi susah. Mending ujian Sociolinguistic saja dech! Tapi bukan Nurani kalau tidak bisa ngeles.

Aku : Gini, biasanya, kalau kita menemukan jawabannya sendiri, ingetnya akan lebih lama!

Adekku : ngeles saja! Ngak tau aja blagu! (Lalu pergi)

Aku : >?<+|*&%&*&^%$#@!##$$%^&^& (Makian buat adekku)

Setelah kejadian itu, adekku tidak lagi menanyakan atau mengungkit masalah impoten. Aku juga sama sekali tidak mau dan malas untuk membahasnya lagi. Cukup penghinaan itu membuatku mendidih. Tapi untuknya masalah itu bukan hal yang bisa dilupakan. Ternyata diam-diam dia terus mencari sendiri arti impoten. Hingga, tidak lama dari hari itu, dia nyamperin aku yang kali ini lagi nonton.

Adekku : Adek udah tau arti impoten!

Aku : Masak? (kaget tingkat tinggi. Siapa pula orang yang memberi tahunya arti kata itu.) Emang artinya apa? (dag, dig, dug, nunggu jawaban)

Adekku : Impoten itu, PENYAKIT KEBANYAKAN NGEROKOK!

Aku : hahahahaha (sumpah aku langsung ketawa.) tau dari mana? (sambil ketawa)

Adekku : Di balik bungkus rokok. Hebatkan?

Aku : hahahahahahahahaha

Posted by nurani | at 07:45 | 1 comments