Vicky Chirstina Barcelona




Sebelum-sebelumnya, kalo nonton film itu yang saya lihat adalah seberapa beken pemeran utamanya. Buat saya, itu adalah jaminan bagus tidaknya film. *bodoh*. Tapi belakangan ketika saya punya blog, mulai ngereview film-film yang saya tonton, dan juga suka baca-baca blogtentang film, saya mulai sadar kalo film itu ngak besar cuma gara-gara siapa pemeran utamanya. Sutradara juga jadi pemegang kunci yang tidak bisa lepas dari sebuah film. Saya punya keinginan sendiri sejak beberapa bulan terakhir. Beberapa waktu yang lalu, saya baca tentang Woody Allen. Katanya dia sutradara nyentrik yang film-filmnya itu keren-keren banget. Saya jadi penasaran banget sama film-filmnya Woody Allen, sebagus apa sih, dan sehebat apa si Quotenya kok sampai bisa mendunia gitu.
Pernah saya googling dan mendapati beberapa judul film Woody Allen, tapi kok tahunnya jadul-jadul amat ya. Saya jadi pesimis kalo bakal bisa nonton filmnya. Tapi, hari ini 7 September 2010, saya tanpa sengaja menemukan film yang disutradarai oleh Woody Allen dan dengan bangga saya katakan saya sudah menontonnya. Hohoho… dasar lemot deh saya. Ternyata Vicky Chistina Barcelona adalah filmnya Woody Allen. Apa? Setelah hampir satu tahun nonton filmnya saya baru sadar sekarang? OMG…..
Vicky Christina Barcelona sendiri adalah sebuah film yang berkisah tentang dua orang sahabat yang berlibur ke Barcelona, Vicky (Rebecca Hall) dan Christina (Scarlett Johansson). Disana mereka bertemu dengan seorang seniman Juan Antonio (Javier Bardem). Juan mengajak mereka pergi, tapi Vicky yang merupakan wanita polos dan masih memegang teguh kesetiaanya pada pacarnya menolak, namun karena alas an untuk menjaga Chistina akhirnya dia ikut juga. Kedua sahabat ini rupanya jatuh hati pada Juan. Tidak hanya dua hati wanita ini, ternyata mantan istri Juan, Maria Elena (Penelope Cruz) yag memiliki emosi labil ternyata masih mencintainya. Bagaimanakan kelanjutan nasib dua sahabat ini di Barcelona?







Masi inget dong, si Penelope Cruz dapet oscar di film ini, dan ternyata film ini juga dapet film terbaik di Golden Globe. Wah,,, hebat banget.

Posted by nurani | at 18:48 | 1 comments

Vampire Suck





Saya uda lama banget ngak nonton film parodi. Kalo ngak salah, terakhir yang saya tonton itu, Epic Movie gitu ya? Ah, lupa, pokoknya banyak banget super heronya. Dan menurut saya itu ngak lucu. Tapi jangan salah, dulu waktu SMA saya suka banget film parodi, saya nonton Scary Movie dari satu sampai empat. Walopun tetep yang terbaiknya itu yang pertama sama yang kedua. Entah kenapa begitu vampire Suck muncul saya langsung pengen nonton. Pengen aja gitu liat gimana Bella sama Edward yang kisah cintanya super romantis itu (katanya) dibikin jadi komedi. Hehehe…. Dan,,,, hasilnya…
Ok, Seperti yang sudah saya singgung sedikit, Vampire Suck merupakan plesetan dari Twilight Saga. Ok, ceritanya sendiri berkisah tentang seorang gadis Becca Crane (Jenn Proske) yang baru pindah ke Sporks untuk tinggal bersama ayahnya. Becca pun harus pindah sekolah dan ia bertemu dengan Edward Sullen (Diedrich Brader) yang bisa ditebak adalah seorang vampire. Mereka berdua kemudian jatuh cinta satu sama lain. Tetapi, perbedaan membuat mereka tidak dapat bersatu, karena alas an untuk melindungi Becca, Edward akhirnya meninggalkan Becca. Disaat inilah Jacob White (Chris Riggi) yang tidak lain adalah manusia chi hua hua mulai dekat dengan Becca. Terjadilah cinta segitiga antara mereka. siapakah yang akan dipilih oleh Becca?







Ceritanya sendiri tidak melenceng jauh dari Twilight dan New Moon. Untuk saya pribadi, film ini cukup menghibur, mungkin karena saya sudah menonton Twilight dan New Moon jadi tahu kelucuannya, tapi untuk mereka yang belum nonton, mungkin akan sedikit tidak mengena. Saran saya, sebelum nonton film ini nonton dulu kedua film aslinya. Repot ya? Hehehe….

Posted by nurani | at 05:16 | 0 comments

Sebuah Kepingan Pikiran.

Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah (hhmm)

"YA Sudahlah" by Bondan feat 2black




Ada kalanya kita benar-benar harus berserah pada keadaan. Ketika kita sudah melakukan yang tebaik, ketika kita sudah berjuang, ketika kita sudah berusaha, dan hasilnya masih saja nihil, terkadang kita perlu berkata, ya, sudahlah. Mungkin disaat seperti inilah kita perlu melihat kembali diri kita, meneliti lebih dalam tentang makna sebuah kegagalan, membiarkan saraf kita putus dengan ketegangan dan mulai menghirup udara tanpa tekanan.
Siapa sih yang tidak pernah gagal. Siapa sih yang ngak pernah kalah, siapa sih yang tidak pernah menangis. Ini semua adalah sebuah proses penataan diri menurut saya. Saya berkali-kali gagal, saya ambil semua kesempatan yang ada, saya mencoba-mencoba dan mencoba lagi, dan disetiapnya pula saya gagal. Saya tidak mampu berada di sebuah angan yang begitu indah menurut saya. Saya jatuh berkali-kali, terseok-seok, hingga saya harus menyeret diri saya kembali dititik awal saya berdiri untuk menelaah kembali kenapa saya begitu sial.
Saya ingat betul betapa terpuruknya saya waktu itu. Ketika sesuatu yang menurut saya sangat mudah dan pasti bisa saya dapatkan ternyata pupus. Satu-satunya alasan kenapa saya memilih jurusan yang sekarang ini saya tekuni, karena saya pikir ini jalan menuju kesana, saya habiskan beberapa tahun saya untuk mengejar ketidakpastian. Terlalu mengada- ada? Baiklah, terserah pendapat anda tentang saya, mungkin itu bodoh atau apa, saya sama sekali tidak ambil pusing.
Kembali lagi. Untuk beberapa waktu saya stuck. Saya merasa saya adalah pecundang yang tidak berguna dan terbuang. Saya kehilangan arah, tidak tahu lagi harus berbuat apa , seperti tersesat rasanya. Coba bayangkan, sesuatu yang membuat anda tegar, sesuatu yang membuat anda semangat, sesuatu yang membuat anda hidup tiba-tiba hancur berkeping-keping karena kebodohan anda sendiri dan ketidakmampuan anda. Kalo saja bisa, ingin rasanya menghapus ingatan saya seperti di film Eternal Sunshine and the Spotless Mind. Tapi tidak bisa. Kembali lagi, Ya sudahlah.
Waktu ternyata memberi sebuah penegasan atas kuasanya, membiarkan saya sakit sesakit sakitnya kemudian sedikit demi sedikit memberi pertolongan lewat orang-orang yang begitu ajaib. Habis gelap terbitlah terang. Kalimat ini dulu terlalu luar biasa untuk menaklukan sebuah ketidak mampuan, menjadikan kita bersemangat, seolah berkata, ayolah, gagal sudah biasa. Mungkin untuk yang hanya baru sekali gagal okelah, coba untuk yang berkali-kali, masikah itu mempan? Ditengah keterpurukan dan krisis percaya diri, serta ketidakpercayaan atas keberuntungan, perlahan tapi pasti, hidup saya mulai berubah, satu demi satu kiriman Tuhan datang. saya mulai berdiri lagi, awalnya tentu merangkak, menyiapkan diri saya agar menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya. kemudian menyadari saya terlalu bodoh untuk membiarkan waktu saya berlalu tanpa terjadi apapun, sekalipun itu hal yang buruk. Tapi getitulah, mungkin itu sebuah proses untuk menyadarkan saya.
Sekarang saya ada di titik mana, saya tidak tahu, entah kejutan apa yang akan datang selanjutnya saya tidak terlalu memikirkannya. Yang jelas, saya tahu rasanya jatuh, saya tahu rasanya sakit dan saya telah memperisai diri saya dengan sebuah kesiapan yang dibentuk oleh waktu. Disini, ditempat yang tidak pernah saya bayangkan akan berada, menjalani semua dengan bekal itu rasanya saya harus bererima kasih karena tanpa saya sadari saya menjadi orang yan lebih kuat karenanya.

Posted by nurani | at 00:57 | 0 comments