Sebuah Kepingan Pikiran.

Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah (hhmm)

"YA Sudahlah" by Bondan feat 2black




Ada kalanya kita benar-benar harus berserah pada keadaan. Ketika kita sudah melakukan yang tebaik, ketika kita sudah berjuang, ketika kita sudah berusaha, dan hasilnya masih saja nihil, terkadang kita perlu berkata, ya, sudahlah. Mungkin disaat seperti inilah kita perlu melihat kembali diri kita, meneliti lebih dalam tentang makna sebuah kegagalan, membiarkan saraf kita putus dengan ketegangan dan mulai menghirup udara tanpa tekanan.
Siapa sih yang tidak pernah gagal. Siapa sih yang ngak pernah kalah, siapa sih yang tidak pernah menangis. Ini semua adalah sebuah proses penataan diri menurut saya. Saya berkali-kali gagal, saya ambil semua kesempatan yang ada, saya mencoba-mencoba dan mencoba lagi, dan disetiapnya pula saya gagal. Saya tidak mampu berada di sebuah angan yang begitu indah menurut saya. Saya jatuh berkali-kali, terseok-seok, hingga saya harus menyeret diri saya kembali dititik awal saya berdiri untuk menelaah kembali kenapa saya begitu sial.
Saya ingat betul betapa terpuruknya saya waktu itu. Ketika sesuatu yang menurut saya sangat mudah dan pasti bisa saya dapatkan ternyata pupus. Satu-satunya alasan kenapa saya memilih jurusan yang sekarang ini saya tekuni, karena saya pikir ini jalan menuju kesana, saya habiskan beberapa tahun saya untuk mengejar ketidakpastian. Terlalu mengada- ada? Baiklah, terserah pendapat anda tentang saya, mungkin itu bodoh atau apa, saya sama sekali tidak ambil pusing.
Kembali lagi. Untuk beberapa waktu saya stuck. Saya merasa saya adalah pecundang yang tidak berguna dan terbuang. Saya kehilangan arah, tidak tahu lagi harus berbuat apa , seperti tersesat rasanya. Coba bayangkan, sesuatu yang membuat anda tegar, sesuatu yang membuat anda semangat, sesuatu yang membuat anda hidup tiba-tiba hancur berkeping-keping karena kebodohan anda sendiri dan ketidakmampuan anda. Kalo saja bisa, ingin rasanya menghapus ingatan saya seperti di film Eternal Sunshine and the Spotless Mind. Tapi tidak bisa. Kembali lagi, Ya sudahlah.
Waktu ternyata memberi sebuah penegasan atas kuasanya, membiarkan saya sakit sesakit sakitnya kemudian sedikit demi sedikit memberi pertolongan lewat orang-orang yang begitu ajaib. Habis gelap terbitlah terang. Kalimat ini dulu terlalu luar biasa untuk menaklukan sebuah ketidak mampuan, menjadikan kita bersemangat, seolah berkata, ayolah, gagal sudah biasa. Mungkin untuk yang hanya baru sekali gagal okelah, coba untuk yang berkali-kali, masikah itu mempan? Ditengah keterpurukan dan krisis percaya diri, serta ketidakpercayaan atas keberuntungan, perlahan tapi pasti, hidup saya mulai berubah, satu demi satu kiriman Tuhan datang. saya mulai berdiri lagi, awalnya tentu merangkak, menyiapkan diri saya agar menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya. kemudian menyadari saya terlalu bodoh untuk membiarkan waktu saya berlalu tanpa terjadi apapun, sekalipun itu hal yang buruk. Tapi getitulah, mungkin itu sebuah proses untuk menyadarkan saya.
Sekarang saya ada di titik mana, saya tidak tahu, entah kejutan apa yang akan datang selanjutnya saya tidak terlalu memikirkannya. Yang jelas, saya tahu rasanya jatuh, saya tahu rasanya sakit dan saya telah memperisai diri saya dengan sebuah kesiapan yang dibentuk oleh waktu. Disini, ditempat yang tidak pernah saya bayangkan akan berada, menjalani semua dengan bekal itu rasanya saya harus bererima kasih karena tanpa saya sadari saya menjadi orang yan lebih kuat karenanya.

Posted by nurani | at 00:57

0 comments:

Post a Comment