Serupa Tapi Tak Sama

Well, ngerasa ngak sih belakangan cuaca panes banget. Bawaannya pengen mandi….. terus. Frekuensi mandiku bertambah drastic. Yang dari dua kali sehari jadi empat kali sehari. Berangkat ke kampus, mandi. Pulang kampus, mandi. Beberapa jam-nya, kalo gerah, mandi lagi. Sebelum tidur, mandi. Kalau aja kulitku bisa luntur, jamin warnanya jadi pudar. Hehehehe, emang kain. Kalau udah kayak gini aja, baru koar-koar global warming. Dan kalo udah panas gini, semua jadi ngak jelas. Bahkan sampai omongan jadi ngak jelas. Mungkin semuanya menguap, trus ilang kali ya? Hehehehe……

Ngomong-ngomong soal global warming, dulu, waktu aku masih kerja di Magic Wave, aku wawancara sama salah satu narasumber untuk global warming. Basa-basi berjalan dengan sangat sempurna. Apa kabar, lagi sibuk apa, maaf sudah mengganggu, pokoke tok cer buat permulaan. Lanjut ke main topic.

Aku : Bagaimana pendapat anda tentang global warming?

Narasumber (NR) : kalau masalah itu, mungkin kita sebaiknya menjaga hubungan baik dengan Negara lain.

Aku : ooooo (sambil mikir) lanjut pak!

NS : Ya, gitu, hubungan baik antar Negara harus tetap kita jaga. Apa lagi, kita tinggal di daerah pariwisata. Yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang wisata, Blalalalala

Aku : *Diem+nyatet+mikir+Bingung. Apa coba hubungan cuaca yang panas sama hubungan baik antar Negara, pariwisata, dan uang. Masih mikir*

Mungkin maksudnya, kalau cuaca panas, semua orang jadi berotak panas, dan itu menyebabkan kita cepat marah. Makanya, kita harus cooling down, nahan emosi, supaya hubungan bilateral ataupun mulitirateral tetap terjaga.

NS : apalagi bom bali, bikin bali tambah riuh, belum lagi transportasi Negara yang tidak berkualitas.

Nah, yang ini tambah ngaco, dan otakku harus nyari hubungannya sendiri. Mungkin maksudnya bom bali bikin panas masyarakat yang dipecat dari pekerjaannya, trus mereka menjarah semua AC pesawat, makanya transportasi Negara kita jadi ngak berkwalitas. Sumpah ngak nyambung. Asli. Tetep.

Tambah lama, omongannya makin ngeri. Sampai gelandangan juga ikut diajak sekongkol dalam penjelasannya. Aku masih tetap berusaha nyari benang merah pertanyaanku sama jawabannya. Tapi semakin dicari, benangnya semakin ngak berwarna. Absurd. Sampai akhirnya dia stop, aku nanya pertanyaan yang paling goblok karena otak sudah ngak mampu menyambungkan pertanyaan dengan jawaban.

Aku : Lalu, apa hubungan antara cuaca yang panas dengan pariwisata seperti apa yang bapak jelaskan tadi?

NS : Kok jadi cuaca? (Dia kelihatan binggung)

Aku : Loh? Kan pemanasan global Pak?

NS : Apanya?

Aku : Pertanyaannya. Kan tentang Global Warming.

NS : O…. bukan travel warning! (Muka innocent)

Aku : (cengok)

Yaelah…. Setengah jam ngalor ngidul, bikin noteku penuh, nyari hubungan cuaca yang panas sama Negara, sama kapal terbang, sama pencaharian, sama bom bali. Aduh……. Lain kali bakal aku bawain korek kuping dech……..

Posted by nurani | at 20:31

0 comments:

Post a Comment