The Lovely Bones

Film yang lumayan. Saya memang tidak baca novelnya, tapi menurut teman saya yang baca novelnya, dia bilang memang novelnya lebih lengkap. Tapi saya cukup memaklumi kok, agak sulit memvisualkan cerita yang panjang ke dalam film berudasi dua jam.
Ceritanya tentang seorang gadis 14 Tahun yang bernama Sussie Salmon yang di bunuh oleh tetangganya yang Pedophilia. Lelaki itu benama George Harvey, ia mengajak Sussie pergi ke ruang bawah tanah dan membunuhnya di sana. Keluarga Sussie tidak bisa menerima kepergiannya, meski awalnya mereka menerima, tapi belakangan bukti-bukti bahwa Sussi dibunuh oleh tetangganya bermunculan. Ketidakrelaan itu muncul lagi terutama oleh ayahnya yang pantang menyerah untuk membuktikan dan menemukan pembunuh anak kesayangannya. Yang paling tidak bisa menerima kematian Sussi adalah ibunya yang di perankan oleh Rachel Weiz. Saking depresinya dia sampai harus meninggalkan rumah untuk menenangkan diri.
Semua itu mengesankan hanya Sussie anak dikeluarga mereka, karena keluarga mereka benar-benar hancur setelah kepergian Sussie. Padahal dalam keluarga itu masih ada dua lagi saudara Sussie, tidakah itu cukup untuk tetap bertahan. Saya agak kasian sama adik-adik Sussie, mereka jadi aga k terlantar, karena kesedihan mendalam dari orang tua mereka
Yang saya suka dari film ini adalah cara penyampaian ceritanya kepada penonton . Naratornya adalah Susie Salmon sendiri yang bercerita dari dari surga. Ya, mirip-miriplah sama style Desperate House Wife. Sang sutradara Peter Jackson menampilkan banyak unsur dalam film ini. Mungkin, maunya bikin satu paket komlit kali ya, ada dramannya, misterinya, komedianya, untung aja ngak pake nyanyi. (uda aja saya pikir ini film india). Tapi jujur, jadi kurang focus, dramanya kurang nancep, misterinya ngak dapet, komedinya apalagi. Hadoh. Yang bikin saya bertahan adalah prediksi ending film ini, walau akhirnya saya gagal dengan sukses. Unpredictable. Cuma agak cengok aja. Hehehe

Posted by nurani | at 02:40

0 comments:

Post a Comment